Munir Said Thalib: Sebuah Cermin bagi Penegakan HAM di Indonesia

 

Pontianak - Dua dekade telah berlalu sejak kepergian Munir Said Thalib, namun jejak perjuangannya masih membara dalam benak kita. Munir bukan hanya sekadar aktivis yang dibunuh; ia adalah simbol keberanian yang melawan tirani dan kekerasan, yang sayangnya terus merajalela di tanah air. Kasus pembunuhannya menciptakan cermin yang memantulkan wajah suram penegakan hak asasi manusia di Indonesia, di mana impunitas menjadi hantu yang mengintai setiap langkah pergerakan.

Selama dua puluh tahun ini, sejarah gelap pembunuhan Munir menunjukkan betapa rendahnya keseriusan pemerintah dalam mengungkap fakta-fakta yang terpendam. Proses hukum yang berbelit dan tidak transparan menciptakan narasi bahwa suara kritis dapat dibungkam tanpa konsekuensi. Ketidakadilan ini mencerminkan betapa sistem peradilan kita masih terjepit dalam jeratan politik dan kekuasaan, di mana hak asasi manusia seringkali terabaikan demi kepentingan yang lebih besar.

Munir, dalam keberaniannya, mengajak kita untuk menolak segala bentuk ketidakadilan. Kematian tragisnya seharusnya menjadi titik tolak untuk meretas rantai impunitas yang mengikat. Setiap langkah kita ke depan harus didasari oleh tekad untuk menegakkan keadilan—bukan hanya untuk Munir, tetapi untuk setiap jiwa yang berani bersuara dalam kegelapan.

Mari kita tanya pada diri kita: Apakah kita akan membiarkan sejarah ini berulang? Apakah kita akan terus terjebak dalam siklus kekerasan dan penindasan? Atau, akankah kita bersatu untuk menuntut akuntabilitas dan transparansi dalam penegakan hukum?

Kami, di LBH Kapuas Raya Indonesia, menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bangkit. Mari kita satukan suara, tenaga, dan visi kita untuk menuntut keadilan bagi Munir dan semua korban pelanggaran hak asasi manusia lainnya. Kemandekan dalam pengungkapan kasus ini harus menjadi panggilan aksi bagi kita semua. Kita tidak boleh hanya menjadi penonton dalam drama kelam ini; kita harus menjadi aktor perubahan.

Saatnya kita buktikan bahwa suara rakyat tak akan padam. Dengan setiap langkah, mari kita tegakkan harkat dan martabat manusia. Dalam semangat perjuangan Munir, marilah kita terus menuntut keadilan dan menentang segala bentuk pelanggaran hak asasi manusia. Masa depan kita adalah tanggung jawab kita bersama.

Ester Dwilyana Sari, S.H.
Koordinator Hukum dan Hak Asasi Manusia
LBH Kapuas Raya Indonesia